by: Zie Sank Pemimpi
Kutatap mega indah
sore ini
Ku coba lukis dalam
benak diri
Adakah yg bisa ikut
menemani
Kegelisahanku yg tak
pernah terakhiri
Ku melihat dua mata yg terlihat indah
Dibalik dinginnya angin hitam
Membawaku dalam suasana gundah
Suara Tuhan pun
menemaniku dalam kegelisahan
Yang hanya mampu
menatap dengan kekaguman
Mata cantik nan indah
dibawah rembulan
Meskipun dalam hati
menyimpan sejuta pertanyaan
Perasaan yang kurasakan kini
Tak sejalan dengan apa yg kufikiran
Terhanyut oleh banyak emosi
Dan bergelut dengan sebuah pertanyaan
Hatiku terpacu dan
terus terpacu
Seolah nafas ini
sedang diburu
Jantung berdetak tak
menentu
Melihat dia kini ada
didepanku......
Aq kehilangan percaya diri
Tubuh ku pun enggan tuk bergerak
Kaki ini serasa beku dan kaku
Dan mulut pun membisu
Aq coba untuk tetap
berdiri
Mencoba untuk melawan
terpaan emosi
Karena ku tau ku takkan bisa lari
Karena telah terpaut
di satu sisi
Pesan singkat lewat sebuah kata
Yang kurangkai dengan penuh tanya
Diselimuti suasana penuh hampa
Dinginnya malam aku bersamanya
Malam yang
mendebarkan itu kini tlah pergi
Seiring fajar yang
tak sanggup lagi bersembunyi
Kusimpan rekaman
indah itu dalam balutan mimpi
Dan terus ku putar
dan tak ingin berhenti
Pagi berganti pagi
Dan sang surya kian merajai hari
Mulai membuatku gelisah lagi
Sepasang mata dan raut wajah itu sudah tak
pernah nampak lagi
Malaikat malam itu
telah hilang
Membawa banyak
pertanyaan yang tak terjawabkan
Sang surya pagi ini beri aku sedikit kekuatan
Untuk tetap berdiri
sampai dia datang kembali
Waktu berjalan perlahan
Dan banyak sudah yang terlupakan
Namun, rekaman malam indah itu
Akan selalu ku putar menjelang tidurku
Sampai Tuhan mempertemukan dia padaku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar